Dosen SAPPK ITB, Menjadi Narasumber di Pusat Studi Energi UGM
Pada tanggal 14 Mei 2024, Dosen KK Teknologi Bangunan – SAPPK yang juga Ketua Program Studi Magister Rancang Kota dan Magister Arsitektur Lansekap, Dr.Eng. M. Donny Koerniawan diundang sebagai pembicara pada kuliah umum pada penandatangan Memorandum of Understanding antara pemerintah kota Makassar dan UGM khususnya PSE (Pusat Studi Energi). Pada kesempatan ini acara dihadiri oleh Walikota Makassar, Bapak Ramdhan Pomanto, Rektor UGM Prof Ova, Kepala PSE Prof Sarjiya, Prof John Zhai dari CU Boulder US dan jajaran pejabat Pemerintah Kota Makassar. Acara ini merupakan bagian dari kegiatan Net Zero Carbon Community (NZCC) Aplication in Makassar City yang disponsori oleh U.S. National Science Foundation, U.S. Department of State dan merupakan kerjasama lintas institusi dengan Penn State University, Colorado University at Boulder, Virginia Tech. University, PSE UGM, SAPPK (Sekolah, Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan) ITB dan Pemerintah Kota Makassar. SAPPK diwakili oleh Dr. Eng. M Donny Koerniawan, ST., MT. dan Dr. Ir. Lily Tambunan, MT. dari Kelompok Keahlian Teknologi Bangunan.
Pada acara MoU ini dimulai dengan sambutan dari Rektor UGM yang menyampaikan perlu inisiasi bersama komunitas rendah karbon di Indonesia. Selanjutnya Walikota Makassar menyampiakan secara detial program-program yang sudah dilakukan di Kota Makassar terkait program rendah karbon. Sedangkan Kepala PSE UGM menyampaiakan bahwa kerjasama yang sudah dilakaukan 4 tahun belakangan membawa suatu pemikiran baru tentang bagaimana seharusnya sebuah kerjasama dan pengembangan komunitas bisa menjadi prioritas masa depan dalam pengembangan pembangunan rendah karbon di kota-kota Indoensia.
Pengembangan studi ini akan berusaha untuk mengintegrasikan sistem energi terbarukan ke dalam masyarakat guna mengurangi emisi karbon di Kota Makassar, Indonesia melalui kolaborasi sinergis antara tim Amerika dan Indonesia serta kemitraan erat dengan Kota Makassar. Makassar berupaya untuk menjadi kota kelas dunia yang layak huni bagi 1,7 juta orang dengan populasi beragam dan berkembang pesat. Proyek Garden Alley yang sedang berlangsung di kota ini bertujuan untuk meningkatkan kelayakan huni kota, yang diukur berdasarkan faktor-faktor termasuk kualitas udara, indeks panas, ketahanan pangan, dan interaksi sosial. Proyek ini mengambil pendekatan holistik menuju komunitas nol karbon dengan mempertimbangkan konsumsi energi, emisi karbon, keterlibatan masyarakat, pariwisata, dan ekonomi lokal. Melalui penerapan energi terbarukan di beberapa komunitas, emisi karbon dapat dikurangi dan masyarakat dapat berkembang dengan hidup lebih berkelanjutan. Melalui pemodelan tingkat lanjut, diperlukan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan air-energi-makanan yang berkaitan dengan pengurangan emisi karbon. Kolaborasi dengan Kota Makassar menunjukkan betapa pentingnya hubungan komunitas-ke-pemerintah untuk memperluas komunitas net zero menjadi kota net zero.
Peserta yang menghadiri acara tersebut berasal dari berbagai lembaga pemerintah daerah, badan usaha daerah, dan kalangan akademisi. Mereka menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti paparan acara dan memberikan beragam tanggapan serta masukan yang berharga. Hasil dari kegiatan ini akan digunakan sebagai landasan untuk analisis lebih lanjut. Kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi yang signifikan dari para peneliti, terutama dalam konteks pengabdian masyarakat terkait dengan isu-isu pembangunan dan pengelolaan lingkungan perkotaan yang rendah karbon.