Tinjauan Pasar dalam Inovasi Berbasis Budaya Lokal dalam Bisnis Properti
Kuliah Tamu AR6112 Budaya Lokal dalam Perancangan Arsitektur
Pembicara: Ryan Brasali, General Manager Kotabaru Parahyangan
Senin, 6 Oktober 2014, Ruang Kuliah S-2 Arsitektur ITB, pukul 13.30-15.30
“Property is a Community Development”
Ketika awal dikembangkan tahun 2000, Kotabaru Parahyangan memang membidik warga kota Bandung sebagai pangsa pasar utamanya. Atas dasar inilah, representasi budaya lokal yang berasosiasi dengan Bandung dipilih sebagai strategi branding mereka. Istilah-istilah yang berasosiasi dengan budaya Sunda, seperti Parahyangan, Wangsakerta, Pitaloka, atau Bale Pare dipilih untuk memperkuat kedekatan kawasan ini dengan kota Bandung. Aneka event berbasis budaya setempat banyak diselenggarakan secara berkala, agar bisa mengundang orang untuk hadir dan mendekatkan secara psikologis jarak antara Bandung dan Kotabaru Parahyangan. Diharapkan sebagian orang akan memilih tinggal di kawasan ini dengan tetap bisa beraktivitas atau bekerja di kota Bandung.
Penelusuran perkembangan sejarah membawa penemuan genius loci kota Bandung ini di masa modern, yaitu kota pendidikan. Genius loci ini yang menjadikan Kotabaru Parahyangan dikembangkan sebagai kota baru berwawasan pendidikan. Implikasinya, karakter kota ini dibangun dengan banyak memasukkan aneka program yang mendukung aktivitas pendidikan, seperti museum ilmu pengetahuan, sekolah, dan berbagai event untuk anak-anak sekolah.
Mengadopsi konsep New Wave Marketing, pengembang mentransformasikan strategi, taktik, dan nilai dalam pemasaran: dari sekadar segmentation, positioning, differentation, dan branding, menjadi communitization, clarifying, coding, dan character. Konsep New Wave Marketing menjadikan pasar untuk membangun komunitas, dan komunitas yang terbangun sebagai pasar. Dengan ini maka pengembang Kotabaru Parahyangan menjadikan community based development sebagai strategi pengembangan bisnis properti mereka. Pengembang menjalankan aneka kegiatan komunitas, dengan maksud supaya berbagai pihak yang berkepentingan dengan kawasan ini, yaitu penghuni, pekerja, tamu, penyewa, masyarakat sekitar, dan investor mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) terhadap Kotabaru Parahyangan. Dengan pendekatan ini, pengembang menjadikan siapa pun yang berkepentingan adalah bagian dari Kotabaru Parahyangan.
Materi Presentasi RBA – Inovasi Budaya Lokal Properti