KOTA KONTEMPLASI
15214010 (YDP)
Terdapat dua kota di bumi ini yang tidak semua orang bisa mengunjunginya. Kecuali para muslim, yaitu orang-orang yang beragama islam. Bukan bermaksud rasis, dan bukan tentang rasis juga yang akan diangkat menjadi topik pembahasan dari dua kota yang terpilih oleh saya ini. Melainkan mengenai kesan pribadi yang saya miliki dengan tempat tersebut. Hanya sebagai sarana berbagi pengalaman saja.
Sebagai pengantar, kota tersebut adalah kota Makkah dan kota Madinah. Kedua kota ini terdapat di tanah Arab. Singkat cerita, dua kota inilah yang pada akhirnya menjadi tempat yang palling banyak dituju oleh para muslim di seluruh dunia, selain untuk beribadah, juga untuk mengenang sejarah yang pernah terjadi di tanah Arab.
Sambung cerita, saya akan mulai mendeskripsikan fisik kedua kota ini. Sama seperti daerah-daerah arab lainnya, kedua kota ini juga memiliki tanah yang gersang, dengan beberapa bangunan-bangunan kecil seperti hotel, rumah/ruko. Biasanya, di kedua kota ini tempatnya orang-orang yang mungkin dengan ekonomi menengah ke bawah, dibandingkan dengan Jeddah sebagai ibukota. Walaupun tanahnya gersang, musim di sana juga hanya ada musi
panas, dan musim hujan pun sangat jarang atau hanya dalam jangka waktu sebentar. Namun suhu lingkungan di sana panasnya bisa mencapai 48oC, dan suhu dinginnya bisa mencapai 12oC, bahkan lebih. Jadi, apabila Anda pergi ke sana pada akhir tahun sampai awal menjelang tengah tahun, Anda masih akan mendapatkan angin yang sejuk untuk pergi keluar, bahkan lebih sejuk dari Bandung. Namun, apabila Anda berkunjung pada tengah tahun sampai menjelang akhir tahun, Anda akan banyak menerima angin panas baik di pagi ataupun malam hari. Saya tekankan juga, bahwa angin panasnya itu seperti uap angin yang ada di atas tungku pembakaran. Jika Anda orang tropis, Anda akan sangat membutuhkan cairan lebih selama Anda berada di sana di saat suhu tertingginya.
Setelah itu, saya akan berpindah untuk mengajak Anda mengerti lebih jauh mengenai apa yang saya tahu tentang kebiasaan orang-orang di sana. Menurut saya, penggunaan cadar pada wanita di sana selain untuk menutup aurat juga untuk melindungi mereka dari debu dan hawa panas. Walaupun daerahnya memang terbilang cukup sering panas, ternyata orang-orang yang tinggal di sana pun sudah memiliki AC masing-masing di tiap rumah. Karena AC sudah menjadi salah satu kebutuhan di sana. Karena seluruh masyarakatnya baik penduduk setempat ataupun pendatang merupakan muslim, mereka memiliki batasan antara pria dan wanita. Kebiasaan yang baik di sana adalah, solat 5 waktu selalu tepat waktu dan dilakukan di masjid. Uniknya, hampir semua orang ketika mendengar adzan dan iqomat berkumandang, yang tadinya sedang berdagang ia akan segera menutup dagangannya, yang tadinya sedang bekerja ia akan berhenti sejenak untuk pergi ke masjid, yang sedang di perjalanan pun terkadang banyak yang berhenti di jalan untuk solat. Bayangkan, dalam sekian waktu untuk satu hari ada banyak sekali orang yang bolak balik masuk-keluar masjid, pria ataupun wanita, tapi tanpa bersentuhan. Itu bisa terjadi karena masing-masing orang mencoba menjaga wudhunya agar tidak batal. Selain itu, penduduk setempat dan juga para turis yang datang pun ramah. Meskipun berbeda bahasa, mereka tetap mau berbagi. Dari yang muda sampai yang tua. Seperti contoh kecilnya, waktu itu pernah ada anak kecil perempuan usia sekitar tiga tahun, ia diminta tolong oleh ibunya untuk membagikan beberapa tasbih kepada jamaah masjid yang duduk di dekatnya. Banyak anak kecil bahkan yang masih bayi sudah dibawa ke masjid, dan pintarnya banyak yang tenang bahkan mampu mengikuti ketika sholat sedang berjalan. Selain itu, para orang tua yang sudah kesulitan untuk berjalan pun tetap berusaha untuk mengikuti solat jamaah di masjid. Di sinilah saya belajar, betapa orang-orang di sana benar-benar berserah diri kepada Tuhan. Mereka tetap menjalankan aktivitas kesehariannya, seperti bekerja dan menuntut ilmu untuk bekal di hidupnya. Namun, mereka tidak tergila-gila dengan urusan dunia. Mereka tetap mengutamakan ibadah kepada Tuhan, untuk kehidupan yang sejatinya nanti di alam akhirat. Saya melihat ketenangan di hidup mereka. Sungguh melihat dan merasakannya langsung membuat pandangan saya akan hidup lebih terbuka. Dan bahkan masjid di sana tidak pernah sepi. Pagi, siang, malam selalu ramai seperti tidak ada bedanya. Selalu terisi dengan orang-orang yang beribadah.