Yu Sing: Tektonika dan Materialitas
Tektonika dan Materialitas
Kuliah Tamu AR2100 Studio Perancangan Arsitektur 1
Oleh: Yu Sing
7 November 2011
Fokus pembelajaran pada studio AR2100 adalah dasar-dasar konstruktibilitas dan tektonika arsitektur. Di sini mahasiswa diharapkan dapat belajar mengenai aspek struktur, konstruksi, dan materialitas sebagai pendekatan perancangan. Untuk mendapatkan wawasan mengenai pendekatan tektonika dan materialitas di dunia profesi, arsitek Yu Sing diundang untuk berbagi pengalaman. Melalui beberapa proyek yang dikerjakannya, Yu Sing berbagi pengalaman bagaimana ia mengeksplorasi struktur, konstruksi, dan material dalam perancangan, dengan dikombinasikan dengan aspek-aspek lain seperti lokalitas, komunitas, dan arsitektur puitik. Pada proyek rumah di jalan Rambutan Semarang, Yu Sing mentransformasikan struktur batang dan ranting pohon sebagai sistem struktur bangunan. Ia juga mengolah material-material bekas menjadi elemen estetika bangunan. Dengan pendekatan ini, keterbatasan ketrampilan tukang justru menjadi bagian dari estetika keseluruhan. Di studio Akanoma Padalarang, Yu Sing banyak melakukan eksperimen material bangunan. Bambu menjadi elemen eksplorasi yang dominan pada bangunan ini. Perancangan didukung oleh pengetahuan lokal bagaimana cara memperlakukan bambu, seperti perendaman untuk mencegah rayap dan pembakaran untuk mencegah lapuk. Di sini, material bekas kembali menjadi bahan eksplorasi desain, seperti kerat minuman botol atau kaca bekas mobil sebagai elemen facade bangunan. Bagi Yu Sing, perancangan menjadi baik jika struktur dan konstruksi disajikan secara jujur dan tidak ditutup-tutupi. Tektonika bisa menjadi hasil akhir dari geometri gubahan bentuk arsitektur. Dalam beberapa proyek, tektonika digunakan Yu Sing sebagai media untuk mengetengahkan lokalitas dan perantara makna dari budaya masyarakat setempat (ASE).